Tuesday, September 6, 2011

Bagaimana Kita Memandang Kekayaan

Pada waktu Anda mengunjungi toko buku pasti Anda akan menemukan buku-buku motivasi yang menyarankan kita untuk menjadi kaya.
   Apakah salah untuk menjadi kaya? Jelas tidak.Namun banyak orang yang menganggap kita berpikiran materialistis kalau kita memikirkan suatu kekayaan. Banyak juga orang yang takut menjadi kaya, dan mereka mencibir cara-cara hidup orang kaya. Banyak orang tidak menyadari bahwa kalau tidak ada orang kaya apa yang mereka jual tidak ada yang beli.
   Jadi di sini harus kita bedakan “Kaya yang Salah” dan “Kaya yang Benar”. Tetapi sebelum kita membedakan hal tersebut, kita harus tahu dulu apa sih definisi dari Kaya.
   Ada dua macam bentuk kekayaan, yaitu Kekayaan Materi dan Kekayaan Moril.
Kekayaan Materi sering kita sebut Kaya secara Financial. Di sini yang kita ukur adalah sungguh-sungguh tingkat kemampuan keuangan kita.
Kekayaan Moril adalah kekayaan hati dan pikiran. Di sini yang kita ukur adalah hal-hal yang bersifat non materi misalnya persahabatan, memiliki rasa cinta, anak-anak yang bahagia, badan yang sehat, pengetahuan yang luas, wajah yang cantik/ganteng, pasangan yang setia, kemurahan hati dsb.
   Dapatkah kita memilih untuk memiliki satu saja dari kedua jenis kekayaan tersebut? Jawabnya tentu saja dapat.
   Dapatkah kita bahagia dengan salah satu dari kedua jenis kekayaan tersebut? Dalam hal ini jawabannya tidak cukup dengan dapat atau tidak. Semuanya tergantung dari bagaimana kita menyikapinya.
Menurut saya sih, selama kita hidup di dunia kita membutuhkan kedua jenis kekayaan tersebut.
   Bagi masyarakat yang hidup di pedalaman atau di pedesaan seringkali ukuran kekayaannya lebih kepada jenis kekayaan Moril. Mungkin karena masyarakat di pedalaman atau di pedesaan hanya memikirkan kebutuhan primer. Tetapi bagi kita hidup di kota sepertinya kita sangat tergantung pada kekayaan financial.
   Mari kita cermati bagaimana kedua jenis kekayaan itu kita butuhkan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kita mulai saja dulu dari siklus kehidupan yang ketiga yaitu Dewasa.
   Laki-laki atau perempuan dewasa mulai memikirkan untuk menikah dengan pasangan yang dicintai. Pada saat    mereka menemukan calon pasangannya mereka saling berjanji untuk setia dalam suka dan duka, untung dan    malang. Bahkan dalam sebuah syair lagu dangdut disebutkan makan sepiring berdua pun rela.
   Akhirnya pasangan tsb menikah, kemudian mempunyai anak. Waktu terus berlalu, penghasilan bergerak lambat tetapi pengeluaran bergerak lebih cepat. Pasangan tersebut kesulitan untuk mengejar ketertinggalan ekonominya. Akhirnya mereka saling menuduh dan sering terjadi pertengkaran. Cita-cita perkawinan akhirnya kandas. Ilustrasi tersebut bisa dibalik, yaitu ekonomi keluarga sangat baik, tetapi anak-anak terjerumus narkoba, suami/istri tidak setia….
   Ilustrasi singkat ini, hanya contoh kecil dan faktor-faktor yang mempengaruhi hanya sedikit disampaikan, tetapi kalau kita cermati lebih dalam, kita perhatikan kehidupan kita maupun sekitar kita….terlihat bahwa selama masih hidup kita harus bisa mengejar kedua kekayaan tersebut. Tidak bisa hanya salah satu. Bagaimana porsi kedua jenis kekayaan itu, masing-masing orang berbeda. Anda sendirilah yang menentukan.
Yang jelas Kekayaan Financial + Kekayaan moril = Kebahagiaan. Kebahagiaan adalah Kekayaan sesungguhnya. Jika kita sudah mendapatkan kebahagian maka kekayaan kita adalah “Kaya Yang Benar”
Jadi hati-hati lho…jangan sampai kekayaan kita adalah “Kaya Yang Salah”

Kekayaan, Kesuksesan, dan Kasih Sayang

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.
Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut". Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?" Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar". "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali", kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini". Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran. Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-sayang. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu."
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan."
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang."
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang menjadi teman santap malam kita." Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini."
Si Kasih-sayang bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga? Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun Kasih-sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta.
Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."

Monday, September 5, 2011

Pelajaran Hidup, Makna Kesetian Dari Hewan Bernama Penguin


Praktek monogami biasanya juga ditemukan di dunia burung.
Si jantan dan betina pacaran, kawin, membangun sarang bersama- sama, dan membesarkan anak bersama-sama pula.

Namun Penguin merupakan burung paling setia diantara para burung.

Nah pada saat itu penguin jantan mengambil peran dan dengan sabar mengerami telur-telurnya, dan membiarkan betinanya untuk pergi beristirahat dan mencari makanan di laut. Nanti, kalau si betina sudah kembali, barulah ia boleh pergi. Dan hal yang mengagumkan ialah, bahwa sementara pasangannya menunggu di sarang, tidak pernah terbersit pikiran penguin jantan atau betina untuk berselingkuh. (Padahal di bibir pantai yang diliputi es itu ada ribuan penguin yang berdiri “plengak-plengok”.
Semua memakai tuksedo “hitam-putih” yang sama. Kalau saja ada satu pasangan yang berselingkuh di antara ribuan penguin yang seragam itu, bagaimana mungkin suami atau isterinya bisa mengetahuinya dari kejauhan sana?).

Saat itu Sang ibu harus mencari makan. Sang ibu yang telah kehilangan 3 /4 dari berat badannya harus kembali melakukan march panjang yang jaraknya lebih dari 70 miles untuk kembali ke ice oceannya dan mengumpulkan makanan.
Di lain pihak, sang ayah menjaga telur dalam kejamnya badai salju.
Yang pasti, cobaan sang ayah juga berat.Belum lagi rasa lapar mereka.

Di July, para ibu bersiap-siap untuk melakukan march lagi. Setelah perut mereka terisi penuh oleh makanan untuk persiapan makanan anak mereka nantinya. Perjalanan panjang kembali dilakukan. Para telur sudah waktunya untuk menetas dan yang pasti mereka dalam keadaan lapar…Hebatnya…para ayah ini mempunyai cadangan susu yang berada dalam mulut mereka(penguin memberi makan anaknya lewat mulutnya.

Ada juga bayi bayi yang tidak survive dalam kelaparan ini. Sang ayah sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Yang pasti mereka dalam keadaan lapar berat. 1 /2 berat badan mereka hilang. 4 bulan sudah mereka tidak makan dan tidak minum. Akhirnya, sang ibu datang…dan biasanya para ibu ini membunyikan terompet..dan para bapak menjawab sahutannya…
mereka mengenali pasangannya dari suara dan bukan dari penampakan.
Setelah menemukan pasangannya, mereka akan saling menukar tempat lagi. Kali ini waktunya sang ibu menjaga si bayi..dan sang Ayah akan kembali ke tempatnya mencari makan..tapi sebelumnya sang ayah akan bernyanyi buat anaknya dan membuat anaknya mengenali suara bapaknya dan merekam suara anaknya. Kali ini sang ibu akan mengenalkan pada si bayi, storm pertama…dingin pertama…melatih jalan dan keberanian.Di sinilah peran sang ibu jelas terlihat.

Setelah beberapa bulan, mendekati Desember…sang ayah akan kembali lagi ke tempat sang anak…nah….kali ini…waktunya keluarga berkumpul…sang ayah akan bernyanyi untuk mencari anak nya.

Kalender