Tuesday, April 17, 2012

10 Ribu Rupiah Mengajari Kita Cara Bersyukur

Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman. Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan.Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, "Beri kami sedekah, Bu!"
Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin berkata, "Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kamitambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!"
Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, "Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!"Ironisnya meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan. Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekening dia.
Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu Kemudian ia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah.
Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: "Alhamdulillah... Alhaldulillah... Alhamdulillah... Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!"
Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, "Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!"Deggg...!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. "Ada apa Pak?" Istrinya bertanya.
Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: "Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!"
Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya:"Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.
Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah."
Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu!

Tuesday, September 6, 2011

Bagaimana Kita Memandang Kekayaan

Pada waktu Anda mengunjungi toko buku pasti Anda akan menemukan buku-buku motivasi yang menyarankan kita untuk menjadi kaya.
   Apakah salah untuk menjadi kaya? Jelas tidak.Namun banyak orang yang menganggap kita berpikiran materialistis kalau kita memikirkan suatu kekayaan. Banyak juga orang yang takut menjadi kaya, dan mereka mencibir cara-cara hidup orang kaya. Banyak orang tidak menyadari bahwa kalau tidak ada orang kaya apa yang mereka jual tidak ada yang beli.
   Jadi di sini harus kita bedakan “Kaya yang Salah” dan “Kaya yang Benar”. Tetapi sebelum kita membedakan hal tersebut, kita harus tahu dulu apa sih definisi dari Kaya.
   Ada dua macam bentuk kekayaan, yaitu Kekayaan Materi dan Kekayaan Moril.
Kekayaan Materi sering kita sebut Kaya secara Financial. Di sini yang kita ukur adalah sungguh-sungguh tingkat kemampuan keuangan kita.
Kekayaan Moril adalah kekayaan hati dan pikiran. Di sini yang kita ukur adalah hal-hal yang bersifat non materi misalnya persahabatan, memiliki rasa cinta, anak-anak yang bahagia, badan yang sehat, pengetahuan yang luas, wajah yang cantik/ganteng, pasangan yang setia, kemurahan hati dsb.
   Dapatkah kita memilih untuk memiliki satu saja dari kedua jenis kekayaan tersebut? Jawabnya tentu saja dapat.
   Dapatkah kita bahagia dengan salah satu dari kedua jenis kekayaan tersebut? Dalam hal ini jawabannya tidak cukup dengan dapat atau tidak. Semuanya tergantung dari bagaimana kita menyikapinya.
Menurut saya sih, selama kita hidup di dunia kita membutuhkan kedua jenis kekayaan tersebut.
   Bagi masyarakat yang hidup di pedalaman atau di pedesaan seringkali ukuran kekayaannya lebih kepada jenis kekayaan Moril. Mungkin karena masyarakat di pedalaman atau di pedesaan hanya memikirkan kebutuhan primer. Tetapi bagi kita hidup di kota sepertinya kita sangat tergantung pada kekayaan financial.
   Mari kita cermati bagaimana kedua jenis kekayaan itu kita butuhkan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kita mulai saja dulu dari siklus kehidupan yang ketiga yaitu Dewasa.
   Laki-laki atau perempuan dewasa mulai memikirkan untuk menikah dengan pasangan yang dicintai. Pada saat    mereka menemukan calon pasangannya mereka saling berjanji untuk setia dalam suka dan duka, untung dan    malang. Bahkan dalam sebuah syair lagu dangdut disebutkan makan sepiring berdua pun rela.
   Akhirnya pasangan tsb menikah, kemudian mempunyai anak. Waktu terus berlalu, penghasilan bergerak lambat tetapi pengeluaran bergerak lebih cepat. Pasangan tersebut kesulitan untuk mengejar ketertinggalan ekonominya. Akhirnya mereka saling menuduh dan sering terjadi pertengkaran. Cita-cita perkawinan akhirnya kandas. Ilustrasi tersebut bisa dibalik, yaitu ekonomi keluarga sangat baik, tetapi anak-anak terjerumus narkoba, suami/istri tidak setia….
   Ilustrasi singkat ini, hanya contoh kecil dan faktor-faktor yang mempengaruhi hanya sedikit disampaikan, tetapi kalau kita cermati lebih dalam, kita perhatikan kehidupan kita maupun sekitar kita….terlihat bahwa selama masih hidup kita harus bisa mengejar kedua kekayaan tersebut. Tidak bisa hanya salah satu. Bagaimana porsi kedua jenis kekayaan itu, masing-masing orang berbeda. Anda sendirilah yang menentukan.
Yang jelas Kekayaan Financial + Kekayaan moril = Kebahagiaan. Kebahagiaan adalah Kekayaan sesungguhnya. Jika kita sudah mendapatkan kebahagian maka kekayaan kita adalah “Kaya Yang Benar”
Jadi hati-hati lho…jangan sampai kekayaan kita adalah “Kaya Yang Salah”

Kekayaan, Kesuksesan, dan Kasih Sayang

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.
Wanita itu berkata: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut". Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?" Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar". "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami mu kembali", kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini". Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama", kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran. Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-sayang. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu."
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho...menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan."
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang."
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang menjadi teman santap malam kita." Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini."
Si Kasih-sayang bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. "Aku hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga? Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun Kasih-sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta.
Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."

Monday, September 5, 2011

Pelajaran Hidup, Makna Kesetian Dari Hewan Bernama Penguin


Praktek monogami biasanya juga ditemukan di dunia burung.
Si jantan dan betina pacaran, kawin, membangun sarang bersama- sama, dan membesarkan anak bersama-sama pula.

Namun Penguin merupakan burung paling setia diantara para burung.

Nah pada saat itu penguin jantan mengambil peran dan dengan sabar mengerami telur-telurnya, dan membiarkan betinanya untuk pergi beristirahat dan mencari makanan di laut. Nanti, kalau si betina sudah kembali, barulah ia boleh pergi. Dan hal yang mengagumkan ialah, bahwa sementara pasangannya menunggu di sarang, tidak pernah terbersit pikiran penguin jantan atau betina untuk berselingkuh. (Padahal di bibir pantai yang diliputi es itu ada ribuan penguin yang berdiri “plengak-plengok”.
Semua memakai tuksedo “hitam-putih” yang sama. Kalau saja ada satu pasangan yang berselingkuh di antara ribuan penguin yang seragam itu, bagaimana mungkin suami atau isterinya bisa mengetahuinya dari kejauhan sana?).

Saat itu Sang ibu harus mencari makan. Sang ibu yang telah kehilangan 3 /4 dari berat badannya harus kembali melakukan march panjang yang jaraknya lebih dari 70 miles untuk kembali ke ice oceannya dan mengumpulkan makanan.
Di lain pihak, sang ayah menjaga telur dalam kejamnya badai salju.
Yang pasti, cobaan sang ayah juga berat.Belum lagi rasa lapar mereka.

Di July, para ibu bersiap-siap untuk melakukan march lagi. Setelah perut mereka terisi penuh oleh makanan untuk persiapan makanan anak mereka nantinya. Perjalanan panjang kembali dilakukan. Para telur sudah waktunya untuk menetas dan yang pasti mereka dalam keadaan lapar…Hebatnya…para ayah ini mempunyai cadangan susu yang berada dalam mulut mereka(penguin memberi makan anaknya lewat mulutnya.

Ada juga bayi bayi yang tidak survive dalam kelaparan ini. Sang ayah sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Yang pasti mereka dalam keadaan lapar berat. 1 /2 berat badan mereka hilang. 4 bulan sudah mereka tidak makan dan tidak minum. Akhirnya, sang ibu datang…dan biasanya para ibu ini membunyikan terompet..dan para bapak menjawab sahutannya…
mereka mengenali pasangannya dari suara dan bukan dari penampakan.
Setelah menemukan pasangannya, mereka akan saling menukar tempat lagi. Kali ini waktunya sang ibu menjaga si bayi..dan sang Ayah akan kembali ke tempatnya mencari makan..tapi sebelumnya sang ayah akan bernyanyi buat anaknya dan membuat anaknya mengenali suara bapaknya dan merekam suara anaknya. Kali ini sang ibu akan mengenalkan pada si bayi, storm pertama…dingin pertama…melatih jalan dan keberanian.Di sinilah peran sang ibu jelas terlihat.

Setelah beberapa bulan, mendekati Desember…sang ayah akan kembali lagi ke tempat sang anak…nah….kali ini…waktunya keluarga berkumpul…sang ayah akan bernyanyi untuk mencari anak nya.

Sunday, April 3, 2011

HIKMAH KEPOMPONG & KUPU-KUPU

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul dari kepompong. Orang itu duduk dan mengamati selama beberapa jam bagaimana si kupu-kupu berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Ternyata, Kupu-kupu itu mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, dan sayapnya mengkerut.

Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yg mungkin akan berkembang dalam waktu. Ternyata Semuanya tak pernah terjadi. kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.

Kebaikan dan ketergesaan orang tersebut merupakan akibat dari ketidak mengertiannya bahwa kepompong yg menghambat, dan perjuangan yg dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan ALLAH SWT untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu berpindah ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga sayapnya menjadi kuat, dan siap terbang begitu memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang-kadang PERJUANGAN adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika ALLAH SWT membiarkan kita hidup TANPA HAMBATAN, itu mungkin MELUMPUHKAN kita. Kita mungkin tidak sekuat yg semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.

Saya memohon Kekuatan ..... Dan ALLAH SWT memberi saya Kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat
Saya memohon Kebijakan ... Dan ALLAH SWT memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
Saya memohon Kemakmuran .... Dan ALLAH SWT memberi saya Otak dan Tenaga untuk bekerja.
Saya memohon Keteguhan hati ... Dan ALLAH SWT memberi saya Bahaya untuk diatasi.
Saya memohon Cinta dan Kasih sayang.... Dan ALLAH SWT memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Saya memohon Kemurahan/kebaikan hati.... Dan ALLAH SWT memberi saya kesempatan-kesempatan dan tantangan untuk diatasi.

Saya tidak memperoleh yg saya inginkan....... Tetapi ... Saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.

Saturday, February 19, 2011

Motivasi

“Ketika masalah datang, Anda akan menjadi lebih damai jika yang Anda pikirkan adalah jalan keluar dari masalah; bukan pembayangan dari penderitaan yang akan Anda alami.”
” Nasib baik adalah pertemuan antara persiapan dan kesempatan. “
Tung Desem Waringin

” Kalau kita ingin sukses, kita harus “bertanya” kepada orang yang diatas rata-rata (orang yang lebih sukses) dan “mendengarkan” nasihat mereka.” 
Tung Desem Waringin

“Bagi hati yang berani, tidak ada yang tidak mungkin. Tetapi, bagi hati yang penakut, yang pasti pun akan diperlakukan sebagai tidak mungkin. Itu sebabnya,kemungkinan Anda hanya sebesar keberanian Anda.”

“Penentu utama keberhasilan adalah bekerja”John D Rockefeller JRMantan Presiden Direktur Standard Oil Company
“Rahasia sukses sebenarnya adalah semangat. Ya, lebih dari semangat adalah bersemangat. Saya suka melihat orang bersemangat. Apabila mereka bersemangat mereka membuat hidup mereka sukses”Walter P. Chrysler
Pendiri Chrysler Corporation

“Satu-satunya sukses yang diraih sebellum bekerja hanya ada di kamus saja”
Donald Kendall
Mantan Presiden Komisaris PepsiCo
“Sukses datang dari fokus yang terus menerus pada pembaharuan”Gary Tooker
Presdir Motorola

Mengambil Pelajaran dengan Benar

Dalam perjalanan hidup panjang kita,kita akan melihat dan menemukan banyak hal. Apalagi seiring bertambahnya usia, bercengkraman dengan banyak halpun menjadi sebuah keharusan. Tapi kadangkala kita bisa salah dalam mengambil sebuah pelajaran dari sebuah kehidupan. Maka buatlah hati kita terang agar bisa mengambil sebuah pelajaran dengan benar. Ini adalah kisah tentang mengambil pelajaran yang benar.
Alkisah, hiduplah pada zaman dahulu seorang yang terkenal dengan kesalehannya, bernama al-Balkhi. Ia mempunyai sahabat karib yang bernama Ibrahim bin Adham yang terkenal sangat zuhud. Orang sering memanggil Ibrahim bin Adham dengan panggilan Abu Ishak.
Pada suatu hari, al-Balkhi berangkat ke negeri orang untuk berdagang. Sebelum berangkat, tidak ketinggalan ia berpamitan kepada sahabatnya itu. Namun belum lama al-Balkhi meninggalkan tempat itu, tiba-tiba ia datang lagi. Sahabatnya menjadi heran, mengapa ia pulang begitu cepat dari yang direncanakannya. Padahal negeri yang ditujunya sangat jauh lokasinya. Ibrahim bin Adham yang saat itu berada di masjid langsung bertanya kepada al-Balkhi, sahabatnya. “Wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau pulang begitu cepat?”
“Dalam perjalanan”, jawab al-Balkhi, “aku melihat suatu keanehan, sehingga aku memutuskan untuk segera membatalkan perjalanan”
“Keanehan apa yang kamu maksud?” tanya Ibrahim bin Adham penasaran.
“Ketika aku sedang beristirahat di sebuah bangunan yang telah rusak”, jawab al-Balkhi menceritakan, “aku memperhatikan seekor burung yang pincang dan buta. Aku pun kemudian bertanya-tanya dalam hati. “Bagaimana burung ini bisa bertahan hidup, padahal ia berada di tempat yang jauh dari teman-temannya, matanya tidak bisa melihat, berjalan pun ia tak bisa”.
“Tidak lama kemudian”, lanjut al-Balkhi, “ada seekor burung lain yang dengan susah payah menghampirinya sambil membawa makanan untuknya. Seharian penuh aku terus memperhatikan gerak-gerik burung itu. Ternyata ia tak pernah kekurangan makanan, karena ia berulangkali diberi makanan oleh temannya yang sehat”.
“Lantas apa hubungannya dengan kepulanganmu?” tanya Ibrahim bin Adham yang belum mengerti maksud kepulangan sahabat karibnya itu dengan segera.
“Maka aku pun berkesimpulan”, jawab al-Balkhi seraya bergumam, “bahwa Sang Pemberi Rizki telah memberi rizki yang cukup kepada seekor burung yang pincang lagi buta dan jauh dari teman-temannya. Kalau begitu, Allah Maha Pemberi, tentu akan pula mencukupkan rizkiku sekali pun aku tidak bekerja”. Oleh karena itu, aku pun akhirnya memutuskan untuk segera pulang saat itu juga”.
Mendengar penuturan sahabatnya itu, Ibrahim bin Adham berkata, “wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau memiliki pemikiran serendah itu? Mengapa engkau rela mensejajarkan derajatmu dengan seekor burung pincang lagi buta itu? Mengapa kamu mengikhlaskan dirimu sendiri untuk hidup dari belas kasihan dan bantuan orang lain? Mengapa kamu tidak berpikiran sehat untuk mencoba perilaku burung yang satunya lagi? Ia bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan hidup sahabatnya yang memang tidak mampu bekerja? Apakah kamu tidak tahu, bahwa tangan di atas itu lebih mulia daripada tangan di bawah?”
Al-Balkhi pun langsung menyadari kekhilafannya. Ia baru sadar bahwa dirinya salah dalam mengambil pelajaran dari kedua burung tersebut. Saat itu pulalah ia langsung bangkit dan mohon diri kepada Ibrahim bin Adham seraya berkata, “wahai Abu Ishak, ternyata engkaulah guru kami yang baik”. Lalu berangkatlah ia melanjutkan perjalanan dagangnya yang sempat tertunda.
Dari kisah ini, mengingatkan kita semua pada hadits yang diriwayatkan dari Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yang artinya: “Tidak ada sama sekali cara yang lebih baik bagi seseorang untuk makan selain dari memakan hasil karya tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud ‘alaihis salam makan dari hasil jerih payahnya sendiri” (HR. Bukhari

Kalender